Tuesday, November 12, 2013

700MHz, Frekuensi Emas untuk 4G LTE





JAKARTA, KOMPAS.com - Spektrum frekuensi 700MHz banyak dipilih operator seluler di Indonesia sebagai "rumah" untuk jaringan LTE. Ia disebut sebagai "frekuensi emas."

Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Muhammad Budi Setiawan mengatakan, penyelenggaraan LTE di 700MHz sangat bermanfaat untuk percepatan jaringan nirkabel pita lebar (broadband) di koridor Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), terutama wilayah rural dengan BTS existing.
Secara sifat, frekuensi rendah memiliki jangkauan lebih luas. Dari sisi kapasitas juga bagus, dapat menembus tembok dan basement gedung.

Presiden Direktur XL Axiata Hasnul Suhaimi berpendapat, frekuensi 700MHz paling cocok dengan kondisi geografis Indonesia. Kemampuan jangkauannya paling luas jika dihitung dari pemanfaatan base station di setiap 10km persegi.

Dari sisi perangkat, ponsel dan tablet sudah banyak yang mendukung frekuensi 700MHz. "Ada 284 model perangkat yang mendukung 700MHz," kata Presiden Direktur Indosat Alexander Rusli, dalam diskusi tentang 4G LTE di Jakarta, Kamis (14/3/2013), yang digelar media bisnis telematika IndoTelko.

Menurut Alexander, dalam menentukan frekuensi yang tepat untuk LTE, pemerintah dan para pemangku kepentingan harus mengikuti tren global. "Kita harus mengikuti mainstream, supaya apa yang sudah kita bangun, tidak mati pelan-pelan."

Di Asia Pasifik, tercatat ada 66 operator seluler yang sudah mengadopsi LTE. Frekuensi yang paling banyak digunakan adalah 2.100MHz, 700MHz, 2.600MHz, dan 1.800MHz.

Menunggu digitalisasi televise

Di Indonesia, frekuensi 700MHz kini digunakan untuk siaran televisi analog. Pemerintah sedang melakukan program digitalisasi televisi, yang nantinya akan menghapus televisi analog. Program ini akan selesai paling cepat di akhir 2017.

Jadi, jikalau pemerintah dan operator seluler ingin menggelar LTE di 700MHz, harus menunggu hingga 2017.

Dari program digitalisasi televisi itu, nanti frekuensi 700MHz akan memiliki digital dividend sebesar 112MHz. Nah, rentang pita sebesar 112MHz di frekuensi 700MHz itulah, yang akan digunakan untuk alokasi jaringan LTE di Indonesia. Agar jaringan LTE bisa optimal, alokasi yang dibutuhkan minimal 20MHz.

"Pemerintah perlu segera membebaskan spektrum 700MHz karena frekuensi inilah yang terbaik untuk LTE," harap Hasnul.

Di tengah desakan akan kebutuhan LTE, Badan Regulasi Telelkomunikasi Indonesia (BRTI) tak meragukan bahwa broadband bermanfaat untuk meningkatkan kemakmuran bangsa. BRTI akan menyusun regulasi untuk mendukung ketersediaan LTE di Indonesia.

Meskipun, diakui oleh Anggota Komite BRTI Muhammad Ridwan Effendi, bahwa masih ada beberapa kendala dalam penyediaan spektrum LTE di Indonesia.

Kebutuhan masyarakat atas jaringan nirkabel kecepatan tinggi menjadi tantangan tersendiri bagi operator seluler. Vice President Region SEA & Oceania Ericsson Fadi Pharaon, berpendapat, operator dipaksa melayani mobile broadband yang lebih cepat dan lebih baik untuk mengakses berbagai aplikasi canggih dan aplikasi berbasis cloud tanpa hambatan di setiap lokasi.

Operator CDMA juga tertarik 4G

Selain operator GSM, operator seluler CDMA juga tertarik mengadopsi LTE. Chief Technology Officer Smartfren Merza Fachys mengatakan, kebutuhan untuk transformasi ke 4G sudah tidak dapat dielakkan lagi. Karena, hampir seluruh penyedia jasa seluler sedang melakukan transformasi dari voice centric provider menjadi data centric provider.

Teknologi CDMA yang saat ini diimplementasikan Smartfren sudah sampai pada 1X Advance dan DO Advance, yang sesudah itu belum ada lagi teknologi kelanjutannya dari CDMA.

"Smartfren harus bertransformasi ke 4G dan Smartfren tidak bisa menunggu. 4G harus dimulai sekarang,” tandas Merza.

Kemenkominfo sendiri punya target menyelesaikan regulasi tentang 4G pada akhir 2013. Hingga kini belum ada keputusan di frekuensi berapakah LTE akan digelar. Kemenkominfo masih fokus menata ulang blok 3G agar berdampingan di frekuensi 2.100MHz.

Sumber: Kompas Tekno

Friday, November 8, 2013

Trend Perkembangan Telematika

Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) juga tidak akan kalah dengan perkembangan TIK saat ini. Perangkat komputasi berskala terabyte, penggunaan multicore processor, penggunaan memory dengan multi slot serta peningkatan kapasitas harddisk multi terabyte akan banyak bermunculan dengan harga yang masuk akal. Komputasi berskala terabyte ini juga didukung dengan akses wireless dan wireline dengan akses bandwidth yang mencapai terabyte juga. Hal ini berakibat menumbuhkan faktor baru dari perkembangan teknologi. Antarmuka pun sudah semakin bersahabat, lihat saja software Microsoft, desktop UBuntu, GoogleApps, YahooApps Live semua berlomba menampilkan antarmuka yang terbaik dan lebih bersahabat dengan kecepatan akses yang semakin tinggi. Hal ini ditunjang oleh search engine yang semakin cepat mengumpulkan informasi yang dibutuhkan oleh penggunannya.

Pada akhirnya, era robotik akan segera muncul. Segenap mesin dengan kemampuan adaptif dan kemampuan belajar yang mandiri sudah banyak dibuat dalam skala industri kecil dan menengah, termasuk di tanah air. Jadi, dengan adanya teknologi manusia akan terus berkembang sehingga akan ada harapan-harapan tentang masa depan yang lebih baik.

Sumber

Perkembangan Telematika

Perkembangan dunia telematika sangat pesat dan berkembang. Perkembangan tersebut muncul karena daya pikir manusia yang meningkat dan kemampuan proses berpikir manusia yang semakin cerdas dan kreatif. Seiring dengan perkembangan zaman manusiapun akan berkembang dalam gaya hidupnya. Salah satu contohnya adalah teknologi informasi yang saat ini sangat berkembang pesat baik segi hardware maupun software.

Telematika, pada awalnya dikembangkan disisi internet. Ketika komputer tersebar luas kebutuhan akan suatu cara mudah untuk menukar data tumbuh berkembang. Ini adalah ketika teknologi telekomunikasi telah digunakan untuk menghubungkan antar komputer dan kemudian telematika dilahirkan. Telematika adalah jawaban dari keprihatinan yang teijadi pada tahun 1976 di Prancis,, ketika itu perkembangan aplikasi komputer telah merubah organisasi ekonomi dan sosial masyarakat.

Internet masuk ke Indonesia pada tahun 1994, dan milis adalah salah satu bagian dari sebuah web. Penggunanya tidak terbatas pada kalangan akademisi, akan tetapi sampai ke meja kantor. ISP (Internet Service Provider) pertama di Indonesia adalah IPTEKnet, dan dalam tahun yang sama, beroperasi ISP komersil pertama, yaitu INDOnet. Dua tahun keterbukaan informasi ini, salahsatu dampaknya adalah mendorong kesadaran politik dan usaha dagang. Hal ini juga didukung dengan hadirnya televise swasta nasional, seperti RCTI (Rajawali Citra Televisi) dan SCTV (Surya Citra Televisi) pada tahun 1995-1996. Teknologi telematika, seperti computer, internet, pager, handphone, teleconference, siaran radio dan televisi internasional – tv kabel Indonesia, mulai dikenal oleh masyarakat Indonesia. Periode pengenalan telematika ini mengalami lonjakan pasca kerusuhan Mei 1998.

Selanjutnya periode aplikasi. Pada periode ini, teknologi mobile phone begitu cepat pertumbuhannya. Bukan hanya dimiliki oleh hampir seluruh lapisan masyarakat Indonesia, fungsi yang ditawarkan terbilang canggih. Muatannya antara 1 Gigabyte, dapat berkoneksi dengan internet juga stasiun televise, dan teleconference melalui 3G. Teknologi computer demikian, kini hadir dengan skala tera (1000 Gigabyte), multi processor, multislot memory, dan jaringan internet berfasilitas wireless access point. Bahkan, pada café dan kampus tertentu, internet dapat diakses dengan mudah, dan gratis.

Sumber

Pengertian Telematika Dan Manfaatnya




Telematika adalah singkatan dari Telekomunikasi dan Informatika.Orang Indonesia ternyata memang sering sekali mengadopsi bahasa. Salah satu contohnya adalah kata “TELEMATIKA” yang seringkali diidentikkan dengan dunia internet di Indonesia. Dari hasil pencarian makna telematika ternyata Telematika merupakan adopsi dari bahasa Prancis yang sebenarnya adalah “TELEMATIQUE” yang kurang lebih dapat diartikan sebagai bertemunya sistem jaringan komunikasi dengan teknologi informasi.


Para praktisi mengatakan bahwa TELEMATICS merupakan perpaduan dari dua kata yaitu dari “TELECOMMUNICATION and INFORMATICS” yang merupakan perpaduan konsep Computing and Communication. Istilah telematika juga dikenal sebagai “the new hybrid technology” karena lahir dari perkembangan teknologi digital. Dalam wikipedia disebutkan bahwa Telematics juga sering disebut dengan ICT (Information and Communications Technology).

Untuk mengerti makna TELEMATIKA yang menurut pak Moedjiono yang merupakan konvergensi dari
Tele = ”Telekomunikasi”,
Ma = ”Multimedia” dan
Tika =”Informatika”
kita perlu perhatikan perbedaan antara BIDANG ILMU.

Telematika di defenisikan sebagai telekomunikasi dan informatika, maka dapat diambil contoh teknologi yang termasuk kedalam telematika, disadari atau tidaknya bahwa ternyata handphone yang kita gunakan adalah salah satu contoh dari teknologi telematika dibidang komunikasi. Karena merupakan suatu sarana berkomunikasi dengan menggunakan media elektromagnetik untuk mengirimkan atau menerima suatu informasi dari satu pihak ke pihak yang lainnya.


Manfaat Telematika


  • Memberikan Informasi yang terupdate sekarang ini,
  • Memudahkan dalam berbagai Informasi dengan cepat sesuai perkembangan zaman,
  • Berkomunikasi jarak jauh,
  • Mendapatkan Informasi dan pembelajaran tentang apa yang kita mau,
  • Penghematan biaya dan transportasi.

Sumber